Wednesday, December 4, 2013

Teknologi

Sediakan Download Film Hollywood Bajakan, Hotfile Harus Bayar Denda 80 Juta USD

Author Baihaki, 04 Dec 2013
Salah satu situs file sharing populer dunia, Hotfile baru saja tersangkut kasus karena menyediakan film bajakan di situs miliknya. Beberapa studio film Hollywood pun ramai-ramai mengajukan tuntutan kepada Hotfile terkait film bajakan tersebut. Akibatnya, Hotfile harus membayar uang sebesar 80 juta USD kepada para studio film yang dirugikan.
Perseteruan di sidang pengadilan antara Hotfile dengan Motion Picture Association of America (MPAA) tersebut sudah berlangsung sejak bulan Agustus kemarin. Dan pihak pengadilan baru saja mengumumkan keputusannya dan mengharuskan Hotfile untuk membayar denda 80 juta USD. Dari pengadilan ini juga diketahui bahwa sebelum tuntutan dilayangkan, telah ada 10 juta notifikasi DMCA yang diterima oleh Hotfile.
Chairman MPAA pun menyambut gembira keputusan sidang pengadilan. Keputusan pengadilan tersebut dianggapnya memberikan perlindungan yang sangat penting bagi para pengguna internet dunia. Menurutnya, Hotfile yang menyediakan film bajakan tersebut merugikan banyak pihak karena mengambil keuntungan dari kreativitas serta kerja keras orang lain.

Teknologi

XiaoMi Mi3 versi Snapdragon 800 Catatkan Skor di AnTuTu sebesar 37000

Author Baihaki, 04 Dec 2013
Produk dari XiaoMi kerap banyak dicari oleh para konsumennya. Dengan harga yang murah, smartphone Cina ini memberikan kualitas yang tak murahan. Tak heran kalau banyak yang menganggap XiaoMi sebagai Apple dari Timur.
Kualitas dari produk XiaoMi kini pun hadir dalam sebuah tes benchmark AnTuTu. Smartphone XiaoMi Mi3 versi WCDMA yang menggunakan prosesor Snapdragon 800 quad core MSM8974AB 2.3GHz mencatatkan poin sebesar 37.273. Sementara untuk versi CDMA memiliki poin sedikit lebih rendah, yakni 36.350.
Dibandingkan dengan smartphone lain di pasaran, performa XiaoMi Mi3 ini pun memiliki keunggulan. Kebanyakan smarpthone high end yang memiliki prosesor Snapdragon 800 mempunyai skor berkisar antara 32.000.
Meskipun memiliki performa yang tak kalah dengan smartphone high end, XiaoMi Mi3 ini dipatok dengan harga yang lebih murah. Satu unit smartphone ini dipatok dengan harga sebesar 1999 yuan atau sekitar 3.9 juta rupiah.

Teknologi

Tak Ingin Ketinggalan, UPS kini Lakukan Eksperimen Delivery Menggunakan Drone

Author Baihaki, 04 Dec 2013
Jeff Bezos telah mengungkapkan rencana perusahaannya untuk menggunakan pesawat tanpa awak atau drone untuk sistem delivery kepada para pelanggan Amazon. Hal ini pun nampaknya menjadi ancaman yang cukup serius bagi perusahaan delivery seperti UPS. Dan agar tak ketinggalan zaman, UPS pun dikabarkan tengah melakukan percobaan menggunakan drone dalam delivery barang.
Sebuah sumber dari UPS mengungkapkan hal tersebut kepada The Verge. Eksperimen tersebut tengah mereka lakukan di lab milik perusahaan. Dalam pernyataannya kepada publik, UPS mengatakan bahwa penggunaan drone secara komersial merupakan sebuah teknologi yang menarik. UPS pun mengatakan bahwa mereka memang mempertimbangkan untuk penggunaan teknologi tersebut.
Ryan Calo, seorang profesor di bidang drone mengatakan bahwa penggunaan teknologi tersebut kemungkinan bakal hanya mencakup wilayah yang terbatas. Untuk perusahaan seperti UPS, Calo mengatakan bahwa mereka bakal menggunakan pesawat tanpa awak itu untuk mengirim paket dari airport ke kota-kota besar. Namun mereka tak akan menggunakan drone untuk mengirim paket secara langsung ke depan pintu para pelanggannya seperti yang dilakukan oleh Amazon.

Sosial Budaya

GENGGAM BUDAYA
DALAM DIRI GENERASI BANGSA

(Oleh: Danang Firmanto)

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri pun sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang Indonesia tetapi tak tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya kita jugalah yang tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Ketertarikan budaya yang semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satunya karena globalisasi.

Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia.

Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan.

Dampak yang paling buruk terjadi ialah hilangnya budaya-budaya yang menjadi ciri khas di beberapa daerah. Bahkan terjadi pencurian atau sering kita dengar pengklaiman budaya nasional oleh negara lain. Sungguh disayangkan hal itu bisa dialami bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini negara tetangga kita mengklaim begitu banyak budaya dari Indonesia. Bisa kita ambil contoh, batik, reog ponorogo, masakan rendang dari Sumatra Barat, kuda lumping, lagu rasa sayange, alat musik angklung, gamelan dari Jawa serta tari piring. Sampai yang terkini adalah tari pendet dari Bali, dan masih banyak lagi. Ini semakin menunjukkan bahwa kita lemah dalam menjaga jati diri dan mudah kecolongan oleh negara lain.

Selain akibat dari globalisasi yang tersebut di atas, ada beberapa hal yang menyebabkan klaim budaya itu terjadi diantaranya.

Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya. Untuk mempertahankan budaya memang sangat dibutuhkan kesadaran yang kuat. Tidak hanya mengakui tetapi harus ikut serta dalam pelestarian budaya. Dari kesadaran itulah akan muncul upaya-upaya menjaga, melindungi budaya asli daerah sehingga akan tetap utuh. Sehingga, tidak mungkin akan diakui negara lain.

Perpindahan penduduk juga menyebabkan banyak budaya kita yang diakui negara lain. Saat ini banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri. Bahkan banyak pula yang telah menetap di sana menjadi warga negara tempat ia tinggal. Perpindahan tersebut tidak menutup kemungkinan akan diikuti perpindahan budaya. Budaya-budaya dari Indonesia pasti ada yang diterapkan di negara lain tempat mereka bekerja. Inilah yang menyebabkan keinginan negara lain untuk mengakui budaya Indonesia. Karena mereka menganggap budaya itu sudah biasa mereka lihat di negaranya.

Penyebab lainnya, pemerintah kurang perhatian pada budaya nasional. Buktinya, salah satu kesenian dari Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo sempat menjadi perdebatan kepemilikan dengan pihak Malaysia. Padahal dari namanya saja sudah jelas bahwa itu milik Indonesia. Sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan mendaftarkan hak cipta budaya. Supaya dunia internasional mengakui atas
kememilikan budaya Indonesia. Kemudian, kurangnya sarana untuk menampilkan budaya asli Indonesia kepada masyarakat luas. Ini bukan masalah yang kecil, melainkan masalah yang menyangkut ciri khas bangsa kita. Harus segera diatasi, agar tidak ada lagi budaya kita yang diambil pihak luar.

Sebagai seorang pelajar, ada satu cara untuk mempertahankan dan melestarikan budaya kita. Yaitu memanfaatkan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi informasi seperti internet, handphone, radio maupun televisi, merupakan sarana yang paling efektif dalam upaya pengenalan seluruh budaya Indonesia pada masyarakat luas khususnya pelajar. Sekaligus sebagai upaya mempertahankan budaya kita dari ancaman pengakuan budaya oleh negara lain.

Sebagian besar generasi muda di Indonesia sudah pasti mengenal apa itu internet. Untuk mengaksesnya pun tidak terlalu rumit. Internet ini merupakan teknologi informasi yang menjadi sasaran utama bagi generasi muda. Tidak ada salahnya jika budaya Indonesia dikenalkan melalui internet. Sebuah hal yang nantinya menarik perhatian kaum muda untuk mempunyai rasa ingin tahu terhadap budaya sendiri. Kita bisa mengenal budaya-budaya Indonesia lewat internet. Dengan adanya internet, berarti terbuka satu langkah untuk mempertahankan budaya Indonesia. Tentunya harus ada tindak lanjut dari pemerintah. Pemerintah harus segera menggencarkan sosialisasi budaya melalui internet. Bisa dilakukan dengan cara membuat alamat khusus untuk mengupas budaya yang ada di Indonesia. Sehingga generasi muda Indonesia benar-benar mengetahui apa saja budaya yang dimiliki.

Sosial Budaya

GENGGAM BUDAYA
DALAM DIRI GENERASI BANGSA

(Oleh: Danang Firmanto)

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri pun sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang Indonesia tetapi tak tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya kita jugalah yang tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Ketertarikan budaya yang semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satunya karena globalisasi.

Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia.

Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan.

Dampak yang paling buruk terjadi ialah hilangnya budaya-budaya yang menjadi ciri khas di beberapa daerah. Bahkan terjadi pencurian atau sering kita dengar pengklaiman budaya nasional oleh negara lain. Sungguh disayangkan hal itu bisa dialami bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini negara tetangga kita mengklaim begitu banyak budaya dari Indonesia. Bisa kita ambil contoh, batik, reog ponorogo, masakan rendang dari Sumatra Barat, kuda lumping, lagu rasa sayange, alat musik angklung, gamelan dari Jawa serta tari piring. Sampai yang terkini adalah tari pendet dari Bali, dan masih banyak lagi. Ini semakin menunjukkan bahwa kita lemah dalam menjaga jati diri dan mudah kecolongan oleh negara lain.

Selain akibat dari globalisasi yang tersebut di atas, ada beberapa hal yang menyebabkan klaim budaya itu terjadi diantaranya.

Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya. Untuk mempertahankan budaya memang sangat dibutuhkan kesadaran yang kuat. Tidak hanya mengakui tetapi harus ikut serta dalam pelestarian budaya. Dari kesadaran itulah akan muncul upaya-upaya menjaga, melindungi budaya asli daerah sehingga akan tetap utuh. Sehingga, tidak mungkin akan diakui negara lain.

Perpindahan penduduk juga menyebabkan banyak budaya kita yang diakui negara lain. Saat ini banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri. Bahkan banyak pula yang telah menetap di sana menjadi warga negara tempat ia tinggal. Perpindahan tersebut tidak menutup kemungkinan akan diikuti perpindahan budaya. Budaya-budaya dari Indonesia pasti ada yang diterapkan di negara lain tempat mereka bekerja. Inilah yang menyebabkan keinginan negara lain untuk mengakui budaya Indonesia. Karena mereka menganggap budaya itu sudah biasa mereka lihat di negaranya.

Penyebab lainnya, pemerintah kurang perhatian pada budaya nasional. Buktinya, salah satu kesenian dari Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo sempat menjadi perdebatan kepemilikan dengan pihak Malaysia. Padahal dari namanya saja sudah jelas bahwa itu milik Indonesia. Sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan mendaftarkan hak cipta budaya. Supaya dunia internasional mengakui atas
kememilikan budaya Indonesia. Kemudian, kurangnya sarana untuk menampilkan budaya asli Indonesia kepada masyarakat luas. Ini bukan masalah yang kecil, melainkan masalah yang menyangkut ciri khas bangsa kita. Harus segera diatasi, agar tidak ada lagi budaya kita yang diambil pihak luar.

Sebagai seorang pelajar, ada satu cara untuk mempertahankan dan melestarikan budaya kita. Yaitu memanfaatkan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi informasi seperti internet, handphone, radio maupun televisi, merupakan sarana yang paling efektif dalam upaya pengenalan seluruh budaya Indonesia pada masyarakat luas khususnya pelajar. Sekaligus sebagai upaya mempertahankan budaya kita dari ancaman pengakuan budaya oleh negara lain.

Sebagian besar generasi muda di Indonesia sudah pasti mengenal apa itu internet. Untuk mengaksesnya pun tidak terlalu rumit. Internet ini merupakan teknologi informasi yang menjadi sasaran utama bagi generasi muda. Tidak ada salahnya jika budaya Indonesia dikenalkan melalui internet. Sebuah hal yang nantinya menarik perhatian kaum muda untuk mempunyai rasa ingin tahu terhadap budaya sendiri. Kita bisa mengenal budaya-budaya Indonesia lewat internet. Dengan adanya internet, berarti terbuka satu langkah untuk mempertahankan budaya Indonesia. Tentunya harus ada tindak lanjut dari pemerintah. Pemerintah harus segera menggencarkan sosialisasi budaya melalui internet. Bisa dilakukan dengan cara membuat alamat khusus untuk mengupas budaya yang ada di Indonesia. Sehingga generasi muda Indonesia benar-benar mengetahui apa saja budaya yang dimiliki.

Olahraga

Menpora: Indonesia butuh sosok pemain putri handal

Kamis, 21 November 2013 19:46 WIB | 2900 Views
Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan Indonesia membutuhkan sosok pebulu tangkis handal di sektor putri yang mampu mengangkat kembali kemerosotan prestasi di berbagai ajang internasional selama beberapa tahun terakhir.

Saat memberikan motivasi di hadapan ratusan pebulu tangkis usia dini dan pemula yang mengikuti kejuaraan pelajar Sinar Dunia Cup 2013 di GOR Sudirman Surabaya, Kamis sore, Roy Suryo menyatakan masyarakat sangat rindu akan lahirnya kembali pemain-pemain putri seperti Verawati Fajrin atau Susi Susanti.

"Sekarang ini kita memang sedang membutuhkan sosok pebulu tangkis putri yang handal untuk membangkitkan kembali prestasi bulu tangkis di kancah internasional. Saya berharap dari kejuaraan seperti Sidu Cup ini, akan lahir Susi Susanto atau Verawati Fajrin yang baru," katanya.

Kejuaraan bulu tangkis pelajar Sidu Cup seri ke-10 atau terakhir yang berlangsung di Surabaya pada 19--23 November 2013, diikuti sebanyak 1.002 orang pelajar SD dan SMP dari 33 kabupaten/kota.

Menurut Menpora, prestasi bulu tangkis Indonesia sudah menunjukkan kebangkitan dengan menjuarai sejumlah turnamen internasional bergengsi, tetapi prestasi itu baru diraih pada nomor ganda putra dan ganda campuran.

"PBSI di bawah kepemimpinan Pak Gita Wirjawan masih perlu bekerja keras lagi untuk mencetak pemain-pemain handal. Kita ingin di semua sektor, baik tunggal putra dan putri maupun ganda juga berprestasi," tambahnya.

Khusus kepada pemain-pemain pemula di sektor putri, Roy Suryo berpesan agar mereka giat berlatih dan tidak cepat putus asa dalam meniti karir di bulu tangkis.

"Jadilah Susi Susanti dan Verawaty Fajrin baru. Jangan sampai mau kalah dari pemain putri China, Korea dan Jepang, apalagi kalah dari Malaysia," tegas Menpora yang disambut tepuk tangan meriah para atlet.

Selain empat negara tersebut, lanjut Menpora, saat ini Indonesia memiliki musuh baru di sektor putri, yakni Thailand, yang sudah berhasil melahirkan seorang juara dunia melalui pemain mudanya Ratchanok Intanon.

Sebelumnya, Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan saat membuka kejuaraan Sidu Cup, Selasa (19/11), juga menyampaikan harapannya kepada atlet-atlet pemula untuk terus berlatih keras agar bisa menjadi pemain handal di masa depan dan membawa nama baik bangsa dan negara di pentas dunia.

"Bulu tangkis kita sudah mulai bangkit dan tahun ini prestasi yang diraih para pemain sudah cukup memuaskan. Kami yakin dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan kembali meraih supremasi di ajang bulu tangkis dunia," ujar Gita Wirjawan.

Olahraga

Jakarta tuan rumah kejuaraan dunia bulu tangkis 2015

Jumat, 29 November 2013 18:11 WIB | 4215 Views
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jakarta akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2015, demikian pernyataan Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/WBF), Jumat.

Jakarta, yang terakhir kali menyelenggarakan kejuaraan dunia bulu tangkis pada 1989, berhasil mengalahkan  saingannya, kota Kunshan di China.

"Ini jelas pengalaman penting di antara negara yang menjadi tuan rumah kejuaraan, khususnya kejuaraan badminton," kata Presiden WBF Paul-Erik Hoyer Larsen saat menyampaikan pengumuman di Athena, Yunani.

Pengurus PBSI Bambang Roedyanto yang mewakili delegasi Indonesia pada pertemuan di ibu kota Yunani tersebut menjanjikan Stadion Istora Senayan akan meriah pada kejuaraan dunia tersebut.

"Ini akan lebih baik daripada Indonesia Terbuka dan semua sudah tahu bagaimana meriahnya suasana itu," kata Bambang.

Kejuaraan dunia bulu tangkis yang rutin digelar setiap tahun dan rata-rata diikuti sekitar 400 pemain dari seluruh dunia itu mempertandingkan lima nomor yaitu tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri serta ganda campuran.

BWF juga mengumumkan bahwa kota Dongguan di selatan China akan menjadi tuan rumah Piala Sudirman 2015.